ei es

Langit membiru
Bibir ku kelu
Pucat matanya sendu
Merah matanya
Menangis pilu
Kutatap dirinya dengan malu

Pertemuan itu
Tak menyembuhkan rindu
Hanya menciptakan candu

Wahai pujaan hatiku yang semu
Senyummu jangan mawut
Agar tetangga bisa melihat
Hijau rumputmu

Wahai pujaan hatiku yang semu
Kapan kabut yang menutupi mu hilang?
Bangunkan aku dari dasar derita pilu
Mendaki puncak langit yang riang
Atau
Kapan kabut yang menutupi ku ini akan hilang?

Yogyakarta,8 Desember 2016
4.35 PM
-A.S

Komentar